Sunday, October 19, 2014

Trik Aman Melancong ke Singapura


http://www.hasanahqaromah.com/category/singapore-fun-3days-2night/


Singapura  memberlakukan aturan yang wajib diikuti wisatawan yang melancong. Ada tiga hal wajib yang harus diketahui agar tidak melanggar aturan yang dibuat.

Ada  tiga hal yang harus dipatuhi agar tidak terkena hukuman denda. Imigrasi jadi hal penting nomor satu yang harus diperhatikan traveller.

Petugas imigrasi Singapura memang tidak cerewet, mereka cekatan . Anda yang harus ingat saat melancong ke Singapura. Asal membawa dokumen penting seperti paspor dan kartu identitas, sudah pasti aman. Pada saat  petugas mengecek dokumen dibawa santai saja, jangan kelihatan gugup.

Hal kedua adalah larangan merokok. Singapura sebenarnya tidak melarang keras Anda merokok, asal tahu tempat. Anda tak boleh merokok di sembarang tempat.  Kalau mau merokok, carilah zona bebas merokok, terutama saat berada di tempat yang ramai.

Singapura sangat keras memberlakukan segala aturan yang dibuat. Jika wisatawan melanggar wajib membayar denda! Misalnya, wisatawan dilarang makan minum di transportasi umum, tidak menyeberang di zabra cross, dan masih banyak lagi.

Menikmati Keindahan Kota Marrakesh


http://www.hasanahqaromah.com/category/spanyol-portugal-maroko/


Ada banyak alasan mengapa Anda harus singgah ke Marrakesh. Salah satunya karena kota tersebut bebas dari kendaraan roda empat.

Kota yang berasal dari abad ke-9 ini berpenduduk 270.000 jiwa yang hidup di dalam dinding batu pasir perkasa. Selain itu, kota yang menjadi saksi sejarah kejayaan kerajaan Islam pada  abad ke-10 tersebut, juga memiliki 10.000 gang yang dipenuhi masjid dan madrasah.

Karenanya, jika pertama kali berkunjung ke Marrakesh memang Anda bisa saja tersesat, tetapi tidak butuh waktu lama untuk mengenali jalan-jalan utama. Setelah menjelajahi beberapa jalan utama, Anda akan menikmati kuliner, berbelanja sesuka hati, dan memanjakan mata dengan bangunan-bangunan cantik nan eksotik, misalnya Medersa Bou Inania yang dibangun sekira abad pertengahan.

Medersa Bou Inania merupakan maha karya arsitektur, karena setiap inci bangunan didekorasi dengan detail yang halus. Bangunan yang didirikan oleh Sultan Abou el Hassan pada tahun 1350 ini merupakan bagian dari University Kairaounie di kota Fes.

Tidak puas memanjakan mata dengan Medersa Bou Inania, di kota yang sama Anda bisa mengunjungi Museum Nejjarine. Museum ini begitu mempesona, karena detail bangunan terdiri dari ukiran kayu dan di dalamnya menyimpan peninggalan sejarah kerajinan kayu.

Sementara, jika Anda ingin menikmati bangunan reruntuhan Romawi bisa mengunjungi Palais Glaoui yang terletak di dekat kota Meknes, yakni di antara Fes dan Rabat. Anda akan menempuh perjalanan sekira 90 menit dari Fes menuju Palais Glaoui, sebelum menikmati keindahan kota Romawi di Maroko.

Sesuai namanya, Marrakesh yang berarti mutiara dari selatan memang kota yang sangat mengagumkan. Untuk bisa menikmati keindahan negara bagian utara Afrika ini dengan nyaman, Anda bisa berkunjung pada bulan November sampai Februari, karena suhu rata-ratanya 18-20 derajat celsius.




Sunday, October 12, 2014

Tradisi Minum Teh di Seluruh Dunia

http://www.hasanahqaromah.com/

Sebagai bagian dari kebudayaan dan status sosial, setiap negara memiliki tradisi minum teh  yang unik. Keterampilan menyajikan teh hingga cara meminumnya ini lestari hingga turun-temurun. Meski berbeda-beda tradisinya, ritual minum teh di berbagai negara ampuh sebagai alternatif membangun kehangatan keluarga. Seperti apa, ya?

Rusia: Teh untuk Musim Panas dan Musim Dingin
Ritual minum teh di Rusia ada sejak abad 17. Masyarakat biasanya menggunakan ketel samovar  untuk mendidihkan air di atas tungku dan arang. Di musim panas,samovar diletakkan pada meja di sebuah taman. Sedangkan di musim dingin, samovar diletakkan di dalam ruangan rumah.

Menunggu air dalam samovar mendidih, zavarka (poci teh khas Rusia) pun dipanaskan hingga beruap. Sambil mengelap uap yang menempel di zavarka, daun teh dimasukkan hingga hangat dan layu. Tak lupa zavarka ditutup rapat hingga aroma teh menguar harum. Setelah mendidih, air dituang perlahan ke dalam zavarka hingga daun teh tenggelam.

Kemudian air teh dituang ke dalam gelas-gelas perak dan ditetesi air lemon. Tak lupa satu sendok selai atau gula putih dimasukkan ke dalam mulut sebelum menyesap teh. Sajian kue-kue manis melengkapi ritual minum teh yang dinikmati bersama keluarga.

Belanda: Disajikan bersama Biskuit
Biasanya orang Belanda mimum teh sebelum makan siang antara pukul 10-11 dan setelah makan malam antara pukul 7-8. Bedanya, orang Belanda suka meminum teh dengan sajian sekeping biskuit yang diletakkan di pinggir alas cangkir. Teh yang disajikan biasanya tanpa campuran susu dan lebih encer dibandingkan teh khas Inggris.

Irak: Ajang Kumpul Keluarga
Ternyata setiap keluarga di Irak selalu menyempatkan diri berkumpul pada sore hari sambil menikmati teh. Mereka akan duduk melingkar dan mengobrol akrab di ruang tamu sambil menunggu teh disajikan.

Proses membuat tehnya diawali dengan daun teh yang dimasukkan ke dalam poci dan dituangi air mendidih hingga daun terlihat naik ke atas. Poci kemudian diletakkan di atas ketel agar tetap panas hingga daun teh tenggelam.

Indonesia: Ada Teh Disajikan dengan Telur
Di Indonesia teh pertama kali dikenal tahun 1686, ketika Dr. Andreas Cleyer yang berkebangsaan Belanda membawa tanaman ini ke Tanah Air. Uniknya, awalnya tanaman teh di Indonesia dikenal sebagai tanaman hias.

Lalu di abad 17 pemerintah Belanda mendatangkan teh dari Cina untuk ditanam di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Sejak itu, masyarakat Indonesia mulai terbiasa minum teh untuk perjamuan resmi hingga penghangat di tengah keluarga sehari-hari. Sambil minum teh ditemani camilan khas Indonesia, keluarga bisa saling berkomunikasi dengan lebih akrab.

Beberapa daerah di Indonesia mempunyai tradisi minum teh yang khas, seperti teh poci di Tegal, teh nasgitel  di Solo, teh telur di Padang, dan sebagainya. Bahkan di Solo dikenal profesi khusus penyeduh teh yang disebut Jayeng.

Masyarakat Eropa menyebut teh sebagai “tay ” atau “ yang berasal dari bahasa Canton. Lalu orang Inggris melafalkannya sebagai “tea ”, sementara bangsa Belanda menyebutnya “tee ”. Nah, konon dari situlah awal mula masyarakat Indonesia menyebut “teh”.


Jepang: Upacara Minum Teh Berlangsung 4 Jam
Masyarakat Jepang mulai mengenal teh matcha yang terbuat dari bubuk teh hijau pada abad 12. Namun, upacara minum teh dikenal sejak abad 16 dan dipelopori Sen No Rikyu. Biasanya tradisi upacara minum teh berlangsung empat jam dan masih dilakukan hingga kini oleh masyarakat Jepang.

Pertama, tamu datang dan diantar ke ruang tunggu. Lalu tuan rumah mengajak tamu berjalan ke taman. Setelah mencuci tangan di pancuran taman, tamu masuk ke ruang penyuguhan teh. Tuan rumah akan menyiapkan teh kental dan setelah selesai ia akan membunyikan gong yang menandakan tamu untuk memulai upacara minum teh di ruang penyuguhan teh.

Teh biasanya disiapkan khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh. Ruang untuk minum teh disebut chashitsu . Sebelum meminum teh, posisi motif cawan (mangkuk teh) tidak boleh berada di bawah mulut untuk menghormati karya lukis pada cawan. Biasanya teh disajikan dengan kue manis untuk menetralkan rasa pahit teh.

Upacara minum teh selain membangun keakraban keluarga juga mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup, tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni dalam ruangan upacara minum teh.

Tibet: Tiga Cangkir Harus Habis
Minuman khas Tibet yang terdiri dari butter  dan teh disebut Po Cha. Penyajiannya sangat unik. Daun teh dituang dalam wadah silinder, ditambahkan garam dan butter dari susu sapi khas Tibet. Campuran itu dimasak hingga berjam-jam dan mengental. Teh akan berwarna cokelat kemerahan dan di atasnya terdapat buih mentega tebal.

Saat bertamu, tuan rumah akan menghidangkan Po Cha. Dan tamu harus menghabiskan tiga cangkir Po Cha. Jika tidak, tuan rumah akan merasa terhina dan tamu dianggap sombong.

Tiongkok: Menghirup Aroma Teh
Di Tiongkok, penyajian minuman teh tidak disertai kue-kue. Masyarakat Tiongkok sangat mengutamakan rasa dan aroma teh. Prosesnya pun unik. Dua wadah digunakan dalam tradisi minum teh, yaitu gelas dan mangkuk. Gelas untuk menghirup aroma teh, mangkuk untuk meminum air teh.

Daun teh dimasukkan hingga menutupi lingkaran dasar poci yang terbuat dari tanah liat merah berpori rapat. Poci diletakkan di atas mangkuk besar, lalu dituangi air mendidih hingga luber dan tertampung ke mangkuk besar. Kemudian poci ditutup selama beberapa menit.

Setelah terendam sempurna dan aroma menguar, air teh dituang ke gelas lalu dipindahkan ke mangkuk. Seusai memindahkan air teh, tamu menghirup aroma teh dari gelas sebagai tanda penghormatan pada tuan rumah. Setelah itu tamu baru bisa meminum teh. http://www.hasanahqaromah.com/






Saturday, October 11, 2014

16 Juta Orang dalam Sepekan ke Tembok China




TEMBOK Besar China salah satu landmark Negeri Panda. Setiap hari menyedot jutaan wisatawan, hingga 16 juta sepekan.

Wisatawan tampak berjubel saat berjalan menuju puncak. Suasana tersebut digambarkan dari atas udara oleh fotografer.

Kawasan ini menjadi tonggak sejarah masyarakat China yang luar biasa. PBB menyatakan situs ini tergolong warisan dunia, seperti dikutip Dailymail.

Keutuhan Tembok Besar China selalu dijaga, walau ada sedikit renovasi guna mempercantik dan merapikan kawasan tersebut.

Sebanyak 16 juta pengunjung menyerbu Tembok Besar China saat musim liburan Golden Week. Hasil itu merupakan perolehan tertinggi selama 5 tahun terakhir. Tapi, saat Golden Week wisatawan juga singgah mengunjungi aneka situs tersohor seantero China.

Debus Versi Thailand





PHUKET Vegetarian Festival menjadi ajang dinanti wisatawan. Pada Oktober 2014, festival tersebut kembali digelar selama sembilan hari dengan beragam aksi debus.  

Festival ini sebagai perayaan kepercayaan masyarakat China yang pantang makan daging dan berpuasa sembilan hari menurut kalender lunar. Konon, kepercayaan itu membuat manusia hidup sehat dan pikiran tenang.

Ribuan peserta berkumpul di pusat kota Phuket merayakan festival. Mereka siap dengan aksi debus menancapkan pedang yang dihiasi makanan ke seluruh anggota tubuh masing-masing.

Mereka berpawai di jalanan kota dan melakukan aksi lain yang tak kalah memukau. Wisatawan banyak bergidik ngeri saat melihat aksinya.

Sebelumnya, mereka bersiap melakukan diet dan memanjatkan doa kepada sembilan dewa untuk memurnikan pikiran dan tubuh.

Mereka merayakan festival ini sebagai penghormatan terhadap dewa. Selain mengekspresikan kebahagiaan masyarakat bertahan hidup sejak abad 19.