http://www.hasanahqaromah.com/
Sebagai bagian
dari kebudayaan dan status sosial, setiap negara memiliki tradisi minum
teh yang unik. Keterampilan menyajikan teh hingga cara meminumnya ini
lestari hingga turun-temurun. Meski berbeda-beda tradisinya, ritual minum teh
di berbagai negara ampuh sebagai alternatif membangun kehangatan keluarga.
Seperti apa, ya?
Rusia:
Teh untuk Musim Panas dan Musim Dingin
Ritual minum teh di Rusia ada sejak abad 17. Masyarakat biasanya menggunakan
ketel samovar
untuk mendidihkan air di atas tungku dan arang. Di musim panas,samovar
diletakkan pada meja di sebuah taman. Sedangkan di musim dingin, samovar diletakkan
di dalam ruangan rumah.
Menunggu air dalam samovar mendidih, zavarka (poci teh khas Rusia) pun dipanaskan hingga
beruap. Sambil mengelap uap yang menempel di zavarka, daun teh dimasukkan hingga hangat dan layu.
Tak lupa zavarka
ditutup rapat hingga aroma teh menguar harum. Setelah mendidih, air dituang
perlahan ke dalam zavarka hingga daun teh tenggelam.
Kemudian air teh dituang ke dalam gelas-gelas perak dan ditetesi air lemon. Tak
lupa satu sendok selai atau gula putih dimasukkan ke dalam mulut sebelum
menyesap teh. Sajian kue-kue manis melengkapi ritual minum teh yang dinikmati bersama
keluarga.
Belanda:
Disajikan bersama Biskuit
Biasanya orang Belanda mimum teh sebelum makan siang antara pukul 10-11 dan
setelah makan malam antara pukul 7-8. Bedanya, orang Belanda suka meminum teh
dengan sajian sekeping biskuit yang diletakkan di pinggir alas cangkir. Teh
yang disajikan biasanya tanpa campuran susu dan lebih encer dibandingkan teh
khas Inggris.
Irak:
Ajang Kumpul Keluarga
Ternyata setiap keluarga di Irak selalu menyempatkan diri berkumpul pada sore
hari sambil menikmati teh. Mereka akan duduk melingkar dan mengobrol akrab di
ruang tamu sambil menunggu teh disajikan.
Proses membuat tehnya diawali dengan daun teh yang dimasukkan ke dalam poci dan
dituangi air mendidih hingga daun terlihat naik ke atas. Poci kemudian
diletakkan di atas ketel agar tetap panas hingga daun teh tenggelam.
Indonesia:
Ada Teh Disajikan dengan Telur
Di Indonesia teh pertama kali dikenal tahun 1686, ketika Dr. Andreas Cleyer
yang berkebangsaan Belanda membawa tanaman ini ke Tanah Air. Uniknya, awalnya
tanaman teh di Indonesia dikenal sebagai tanaman hias.
Lalu di abad 17 pemerintah Belanda mendatangkan teh dari Cina untuk ditanam di
Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Sejak itu, masyarakat Indonesia mulai
terbiasa minum teh untuk perjamuan resmi hingga penghangat di tengah keluarga
sehari-hari. Sambil minum teh ditemani camilan khas Indonesia, keluarga bisa
saling berkomunikasi dengan lebih akrab.
Beberapa daerah di Indonesia mempunyai tradisi minum teh yang khas, seperti teh
poci di Tegal, teh nasgitel di Solo, teh telur di Padang, dan sebagainya.
Bahkan di Solo dikenal profesi khusus penyeduh teh yang disebut Jayeng.
Masyarakat Eropa menyebut teh sebagai “tay ” atau “ yang berasal dari bahasa
Canton. Lalu orang Inggris melafalkannya sebagai “tea ”, sementara bangsa
Belanda menyebutnya “tee ”. Nah, konon dari situlah awal mula masyarakat
Indonesia menyebut “teh”.
Jepang: Upacara Minum Teh Berlangsung 4 Jam
Masyarakat Jepang mulai mengenal teh matcha
yang terbuat dari bubuk teh hijau pada abad 12. Namun, upacara minum
teh dikenal sejak abad 16 dan dipelopori Sen No Rikyu. Biasanya tradisi
upacara minum teh berlangsung empat jam dan masih dilakukan hingga kini
oleh masyarakat Jepang.
Pertama, tamu datang dan diantar ke
ruang tunggu. Lalu tuan rumah mengajak tamu berjalan ke taman. Setelah
mencuci tangan di pancuran taman, tamu masuk ke ruang penyuguhan teh.
Tuan rumah akan menyiapkan teh kental dan setelah selesai ia akan
membunyikan gong yang menandakan tamu untuk memulai upacara minum teh di
ruang penyuguhan teh.
Teh biasanya disiapkan khusus oleh orang
yang mendalami seni upacara minum teh. Ruang untuk minum teh disebut
chashitsu . Sebelum meminum teh, posisi motif cawan (mangkuk teh) tidak
boleh berada di bawah mulut untuk menghormati karya lukis pada cawan.
Biasanya teh disajikan dengan kue manis untuk menetralkan rasa pahit
teh.
Upacara minum teh selain membangun keakraban keluarga juga
mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup,
tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum
teh dan cara meletakkan benda seni dalam ruangan upacara minum teh.
Tibet: Tiga Cangkir Harus Habis
Minuman khas Tibet yang terdiri dari butter dan teh disebut Po Cha.
Penyajiannya sangat unik. Daun teh dituang dalam wadah silinder,
ditambahkan garam dan butter dari susu sapi khas Tibet. Campuran itu
dimasak hingga berjam-jam dan mengental. Teh akan berwarna cokelat
kemerahan dan di atasnya terdapat buih mentega tebal.
Saat
bertamu, tuan rumah akan menghidangkan Po Cha. Dan tamu harus
menghabiskan tiga cangkir Po Cha. Jika tidak, tuan rumah akan merasa
terhina dan tamu dianggap sombong.
Tiongkok: Menghirup Aroma Teh
Di Tiongkok, penyajian minuman teh tidak disertai kue-kue. Masyarakat
Tiongkok sangat mengutamakan rasa dan aroma teh. Prosesnya pun unik. Dua
wadah digunakan dalam tradisi minum teh, yaitu gelas dan mangkuk. Gelas
untuk menghirup aroma teh, mangkuk untuk meminum air teh.
Daun
teh dimasukkan hingga menutupi lingkaran dasar poci yang terbuat dari
tanah liat merah berpori rapat. Poci diletakkan di atas mangkuk besar,
lalu dituangi air mendidih hingga luber dan tertampung ke mangkuk besar.
Kemudian poci ditutup selama beberapa menit.
Setelah terendam
sempurna dan aroma menguar, air teh dituang ke gelas lalu dipindahkan ke
mangkuk. Seusai memindahkan air teh, tamu menghirup aroma teh dari
gelas sebagai tanda penghormatan pada tuan rumah. Setelah itu tamu baru
bisa meminum teh. http://www.hasanahqaromah.com/